Freight Rate Terus Melonjak
Ini yang Bikin Freight Rate Terus Melonjak
JAKARTA (Radar Surabaya Bisnis) – Tarif angkutan pelayaran atau freight rate dari Asia ke Eropa atau sebaliknya memang terus mengalami lonjakan. Bahkan Indonesian National Shipowners' Association (INSA) memperkirakan kenaikan freight rate tersebut dapat mencapai kisaran 56-63 persen.
Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto menuturkan, konflik geopolitik di Laut Merah yang tak kunjung reda hingga kini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kelangsungan bisnis dan kinerja perusahaan-perusahaan pelayaran Indonesia pada 2024.
Krisis di Laut Merah membuat rute pelayaran angkutan dari Asia ke Eropa atau sebaliknya menjadi lebih jauh karena harus memutar melewati Afrika Selatan.
“Waktu pelayaran kapal menjadi lebih lama 10 sampai 14 hari dari biasanya hanya (24/3)"
Konsekuensinya, konsumsi bahan bakar kapal dipastikan melonjak. Premi asuransi yang harus ditanggung perusahaan pelayaran juga naik karena meningkatnya risiko keamanan pelayaran global seiring krisis Laut Merah serta konflik Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina.
Jika konflik ini tak kunjung mereda, para pelaku usaha pelayaran global masih akan melanjutkan kebijakan kenaikan freight rate dalam beberapa waktu mendatang.
di tengah tren kenaikan freight rate, permintaan ekspor atau impor menggunakan kapal tidak akan mengalami penurunan.
Karena sejauh ini kapal merupakan alat transportasi untuk angkutan barang-barang ekspor dan impor yang paling efisien.
“Kalaupun memang terjadi penurunan muatan ekspor-impor di kapal itu lebih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang melambat,
Secara umum, INSA memproyeksikan pertumbuhan kinerja industri pelayaran atau transportasi laut berkisar 5 persen pada 2024, atau sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain kenaikan freight rate dan biaya operasional kapal rute internasional, pengusaha pelayaran nasional juga dihadapkan oleh tantangan efek kenaikan harga solar dan penyesuaian tarif bongkar muat peti kemas di pelabuhan.